Rabu, 01 Maret 2017

Buku dan Besi



Nurhady Sirimorok



Sumber foto: http://id.wikihow.com/Menulis-dengan-Kata-Kata-Sendiri

Membaca tulisan-tulisan berat itu seperti latihan beban buat atlit basket. Setelah itu kau merasa tubuhmu jauh lebih ringan dan kau bisa melompat tinggi. Saya main basket serius selama tujuh tahun. Kira-kira selama itulah pelatihan yang saya butuhkan untuk mencapai tingkat yang bisa menempatkan saya ke dalam tim provinsi. Tapi latihan lama dan intensif tidak cukup. Saya masih harus latihan angkat beban. Saya ingat menjelang turnamen Pra-PON, latihan menjadi lebih lama dan berat sejak beberapa bulan sebelumnya. Kami lari lebih jauh, melompat lebih banyak, sprint lebih sering. Push up, veritcal jump, squat jump dan lainnya diperintahkan dengan porsi lebih montok. Semua latihan itu, latihan fisik, selalu kami jalani mengiringi latihan teknik dan strategi bermain. Tapi tiga jenis latihan itu belum cukup untuk level turnamen yang akan kami ikuti. Kami juga harus latihan angkat beban.

Di fasilitas gym stadion Mattoangin, bersama atlit dari cabang olah raga lain, kami mulai mengangkat besi dengan macam-macam gaya. Kami bermain dengan dumbell, benchpress, squat lift, dan alat besi lainnya. Tapi jangan bayangkan kami melakukannya dengan pelan untuk membangun otot yang indah. Itu bukan untuk kami. Semua set angkatan harus dilakukan dengan kecepatan tinggi supaya gerakan kami menjadi eksplosif: kuat dan cepat.