Jumat, 28 Juli 2017

Kekuatan Buku






*Fathul Rakhman (jurnalis Lombok Post, anggota Komunitas Teman Baca)

--------------

Saya lupa kapan pertama kali bertemu dan mengenal mahasiswa lusuh ini. Membawa tas ransel, celana kedodoran, kaos oblong dengan jaket lusuh. Dia mahasiswa baru di IAIN Mataram, saat itu saya sudah menjadi wartawan. Dia sering ikut nongkrong bersama senior-seniornya.

Dia rajin menghadiri seminar, mengikuti pelatihan, dan kemana mana membawa buku. Hingga menjelang akhir kuliahnya kami makin akrab karena intens bertemu dan pernah mengerjakan proyek bersama.


Dari sisi kemampuan akademik dia biasa-biasa saja. Dia sadar dengan kemampuannya yang biasa biasa saja itu. Makanya dia lebih giat belajar. Dia pernah menginap di rumah saya, saya terbangun tengah malam dia masih suntuk dengan buku. Suatu hari saya pernah berkegiatan di hotel, dia menginap, saya melihatnya hingga jam 2 dini hari masih berusaha menghafalkan beberapa naskah.

Saya percaya bahwa ada orang lahir dengan kemampuan otak yang jenius. Tapi itu sangat sedikit. Saya haqqul yaqin orang dengan kemampuan biasa, jika diasah lebih keras justru akan melejitkan potensinya.

Sahabat saya ini mantan TKI. Jadi buruh bangunan di Malaysia. Hasil kerja itu dijadikan modal awal kuliah di IAIN Mataram. Selama kuliah dia juga ikut berbagai kegiatan untuk menambah uang saku kuliah--yang sering kali habis untuk membeli buku. 

Saya tahu dia memiliki keinginan besar kuliah keluar negeri. Tapi memang usahanya belum sampai di situ. Dia berhasil meraih beasiswa S2 ke IPB, tanpa menghilangkan keinginan kuliah keluar negeri. Dia ikut berbagai kegiatan untuk menambah pengalaman, menambah daftar panjang CV yang tentu saja akan berguna bagi studinya ke depan. Pada akhirnya dia berkesimpulan: di mana pun kuliah dan apapun kuliah kita akan bermakna jika bisa dipakai membantu orang. Itulah sebabnya dia memilih tesis tentang advokasi masyarakat adat yang termarjinalkan.

Kadang-kadang dia kesulitan keuangan, soal buku dia tidak pelit. Kami punya prinsip, buku yang kita koleksi saat ini, walaupun belum sempat dibaca habis akan tetap berguna. Misalnya memberikan pada teman yang lebih membutuhkan. Pemberian buku akan lebih diingat ketimbang traktir di warung kopi. 

Apa yang kita peroleh hari ini terinspirasi dari buku!